WELCOME TO MY BLOG,JANGAN LUPA KOMENT NYA AGAR BLOG INI LEBIH DI SEMPURNAKAN LAGI....."

Selasa, 06 Desember 2011

Laporan Limnologi Tentang Debit Air


                                                                  KATA PENGANTAR

         Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat yang telah dilimpahkan dan beserta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum tentang ”DEBIT AIR” ini sesuai dengan waktunya.
    
           Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen dan para asisten yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama praktikum serta semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan dalam penyusunan laporan ini. Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini tidak terlepas dari kekurangan di dalam penulisan dan penyusunannya.

             Oleh karena itu, sangat diharapkan kritikan dan saran yang membangun menuju perbaikan ke arah kemajuan dari berbagai pihak untuk kesempurnaan laporan selanjutnya.


                                                                                                  Pekanbaru 3 November 2011

                                                                                                               
                                                                                                              SUYATNO
                                                                                                                                                                                                                                  I. PENDAHULUAN                                                  
1.1 Latar belakang

              Pemilihan lokasi debit air mempunyai beberapa syarat antara lain di bagian sungai yang relatif lurus, jauh dari pertemuan cabang sungai, tidak ada tumbuhan air, aliran tidak turbulen, aliran tidak melimpah melewati tebing sungai. (Sihotang, Asmika dan Efawani, 2009)

            Waduk adalah badan air yang selalau di genangi air setiap tahun dan memiliki kualitas air yang ber beda antara waduk satu dengan waduk yang lain. Satari (2001)

             Menurut wetzel (2001) bahwa ketergantungan perairan waduk terhadap kedalaman dan musim mengakibatkan perairan waduk memiliki stratifikasi vertikal kualitas air. Ekosisrem waduk adalah salah satu dari habitat air tawar yang punya perairan yang tenang yang disebabkan oleh arus yang sangat lambat sekitar 0,1-1 cm/detik. Sungai adalah perairan yang airnya mengalir secara terus menerus pada arah tertentu yang berasal dari air tanah, air hujan, air permukaan yang airnya ke laut dan perairan terbuka yang luas (Badan Penelitian dan Pengembangan, 1990).

              Debit air adalah jumlah air yang mengalir dalam suatu penampang tertentu (sungai / saluran / mata air).persatuan waktu(ltr/dtk,m3/dtk,dm3/detik. Pemilihan lokasi pengukuran debit air : A. dibagian sungai yang relatif lurus, B jauh dari pertemuan cabang sungai C tidak ada tumbuhan air, D aliran tidak turbelenl, 5. aliran tidak melimpah melewati tebing sungai (Penuntun Praktikum Limnologi)

              Perikanan umumnya tidak mengkonsumsi air, tapi sangat memerlukan kondisi kualitas dan kuantitas air tertentu, termasuk perlindungan lingkungan dan kelestarian fungsi sumberdaya flora dan fauna yang terdapat dalam air. Kualitas air secara luas dapat diartikan secara fisik, kimiawi dan biologis yang mempengaruhi manfaat penggunaan bagi manusia baik secara langsung maupun tidak langsung (Boyd, 1979).

1.2 Tujuan Praktikum

              Tujuan pelaksanaan praktikum limnologi yang berjudul “DEBIT AIR” ini adalah mengetahui besarnya debit air yang ada diwaduk/aliran air di Universitas Riau. 1.3 Manfaat Praktikum Manfaat praktikum ini adalah dapat mengetahui besarnya debit air yang ada di waduk/aliran air universitas riau dan langsung dianalisis di laboratorium.




                                                           II. TINJAUAN PUSTAKA

               Debit air adalah jumlah air yang mengalir dari suatu penampang tertentu (sungai/saluran/mata air) persatuan waktu (ltr/dtk, m3/dtk, dm3/dtk). Pemilihan lokasi pengukuran debit air dapat dilakukan di bagian sungai yang relatif lurus, jauh dari pertemuan cabang sungai, tidak ada tumbuhan air, aliran tidak turbulen, dan aliran tidak melimpah melewati tebing sungai (Sihotang, Asmika dan Efawani, 2006).

               Waduk atau danau buatan adalah genangan air yang terbentuk karena pembendungan aliran air bukan alami (man made lake) pembendungan ini dapat mengubah ekosistem perairan mengalir (lotik) menjadi ekosistem perairan tergenang (lentik) yang akan mempengaruhi kehidupan biota asal (Sihotang, 1988).
               Uktoselya (1991) menyatakan bahwa Arus merupakan suatu gerakan air yang mengakibatkan perpindahan horizontal dan vertikal masa air. Menambahkan masa air permukaan gerakannya dipengaruhi oleh angin, sedangkan untuk masa air dalam dipengaruhi oleh perubahan air permukaan.

                Nybakken (1992) Sebelumnya Hutabarat dan Evans (1985) menyatakan bahwa arus berperan penting dalam proses abrasi pantai dan penyebaran polutan atau unsur lain. Said, Panjaitan, dan                    Syafriadiman (1993) selanjutnya menjelaskan bahwa gerakan masa air ini dipengaruhi oleh angin tekanan dan adanya pasang surut serta keadaan topografi. Umumnya ciri-ciri danau buatan ini adalah adanya  fluktuasi tinggi permukaan air dan tingginya turbiditas air (Koesoebiono, 1997), selanjutnya

                  Siagian (1997) mengemukakakan bahwa pada waduk terjadi fluktuasi air masuk dan air keluar sehingga ada pergantian nutrien yang menyebabkan produksi primer pada waduk lebih besar dibandingkan dengan danau. Perairan Indonesia mempunyai potensi yang cukup besar terutama sektor perikanan maupun keperluan lainya. Ini dapat dilihat dari luas perairan yang ada dan jenis ikan yang terdapat di dalamnya (Djuhanda, 1981).



                                                            III. BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat
                    Praktikum yang berjudul “Pengukuran Debit Air” dilaksakan pada tanggal 28 Oktober 2011, pukul 8.00 – 10.00 WIB. Praktikum ini dilaksanakan di waduk universitas riau dan dianalisis kembali di Laboratorium Limnologi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.

3.2 Bahan dan Alat
                     Pada praktikum limnologi ini alat- alat yang digunakan adalah meteran diperlukan untuk mengukur jarak titik pertama dan kedua, tali plastik untuk menentukan jarak dan lebar penampang, bola pimpong untuk menentukan kecepatan arus, stopwatch untuk mengukur waktu yang diperlukan, benang untuk alat bantu, pena untuk menulis, pinsil menggambar, penggaris untuk mengukur ke dalaman, dan buku penuntun untuk membantu praktikan dalam praktikum.

3.3 Metode Praktikum
                  Adapun bahan (objek praktikum) pada praktikum Pengukuran Debit Air ini adalah perairan waduk/sungai di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan yang memenuhi syarat-syarat untuk pemilihan lokasi pengukuran debit air. Alat yang digunakan pada praktikum Pengukuran Debit Air ini adalah Rectangular Weir, penggaris panjang, tali sepanjang 3 meter sebanyak 2 buah, bola pimpong, kayu, stopwatch, buku penuntun praktikum dan alat tulis. 3.4 Prosedur Praktikum Adapun prosedur pelaksanaan praktikum limnologi ini adalah : menentukan lokasi yang akan di ukur debit airnya tepatnya waduk fakultas perikanan dan ilmu kelautan. Kemudian ukur tali plastik sepanjang 3 m sebanyak 2 kali, pegang tali plastik tersebut sebagai panjang dan lebar, bola pimpong ditusuk da diikat dengan benang lalu hanyutkan. Selanjutnya ukur waktu dan jarak yang di tempuh bola pimpong, lalu ukur lebar, kedalaman pada 3 titik untuk mencari kedalaman rat-rata. Smua ukuran dijadikan ke dalam meter (m). setelah itu hitung luas dengan menggunakan rumus debit air di laboratorium.

                                          

                                                         IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

41. Hasil

               Hasil pengukuran debit air dengan metode Weir Dik : L = 300 cm = 3 m H = 66 cm = 0,66 m Dit : Debit air...? Jawab : Q = 0,33 (L-0,2H) = 0,33 (3 - 0,2 x 0,66) = 0,33 (3 – 0,132) = 0,33 x 2,868 = 0,946 m3/s  Hasil pengukuran debit air dengan Emboys Float Method Dik : Dit : Debit air...? Jawab :

4.2. Pembahasan
                Debit air adalah jumlah air yang mengalir dari suatu penampang tertentu (sungai, saluran, mata air) persatuan waktu (ltr/dtk, m3/dtk, dm3/dtk). Ada beberapa cara mengukur debit air yaitu dengan Emboys Float Method dan metode Weir yang menggunakan papan bercelah. Posisi suatu titik biasanya dinyatakan dengan koordinat (dua-dimensi atau tiga dimensi) yang mengacu pada suatu sistem koordinat tertentu. Sistem koordinat itu sendiri didefinisikan denga menspesifikasi tiga parameter berikut, yaitu : Lokasi titik nol dari sistem koordinat, orientasi dari sistem koordinat, dan besaran (kartesian, curvilinear) yang digunakan untuk mendefinisikan posisi suatu titik dalam sistem koordinat tersebut (Abidin, 2000) Setiap perairan terdapat perkembangan yang dinamis sehingga suatu spesies dapat lebih dominan dari pada yang lain pada interval yang rel;atif pendek sepanjang tahun. Spesies yang dominan pada suatu bulan sering kali menjadi spesies yang langka pada bulan berikutnya digantikan oleh spesies yang lebih dominan. Davis (1955) Penyerapan cahaya pada suatu badan air yang sama akan berkurang, dalam arti bahwa cahaya akan berkurang dalam jumlah yang sama pada setiap bertambahnya kedalaman. Bronmark dan Hanson (1998)




                                                     V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
                         Pada praktikum dengan judul pengukuran debet air ini dilakukan pengamatan secara langsung turun ke lapangan atau sungai, seluruh anggota kelompok turun ke sungai untuk melakukan pengamatan terhadap debet air.yang bertujuan untuk jumlah,kecepatan air yang ada di waduk/aliran air universitas riau.

5.2. Saran
                          Dalam pelaksanaan praktikum semestinya praktikan memperhatikan penjelasan dengan seksama agar praktikum berjalan dengan baik. Pada setiap praktikum hendaknya pengamatan diawasi oleh setiap pembimbing kelompok agar pelaksanaan praktikum berjalan dengan baik dan hasil yang di dapatkan lebih tepat karena adanya bantuan dari pembimbing.



                                                              DAFTAR PUSTAKA

Abidin, H. Z. 2000. Penentuan Posisi dengan GPS dan Aplikasinya. Padya Paramita. Jakarta. Bronmark,   C. and L.A. Hansson, 1998. 
The Biology of Lakes and Ponds. Oxford University Press. Oxford. 216 p. 
Davis, C. C. 1955. The Marine and Freshwater Plankton. Michigan State University Press. New York. 
562 p. 
Edge, P and P, Misra. 1999. “Scanning The Issue/Technology Special Issue on Global Positioning System” proceeding of the IEEE, volume 87, NO 1. January. Pp 1-17. Jorgensen, S. E. 1980. Lake Management. Pergamon Press. Oxford. 167 p. Nurdin, S. 1996. Kumpulan Literatur Fotosintesis Pada Fitoplankaton. Fakultas Perikanan Dan Ilm Kelautan Universitas Riau, Pekanbaru. 580 Hal (Tidak diterbitkan). Sihotang, C,.1988. Limnologi II. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNRI : Pekanbaru. 64 hal. Sihotang,C. Asmika dan Efawani. 2006. Penuntun Praktikum Limnologi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNRI : Pekanbaru. 28 hal. . 2009. Penuntun Praktikum Limnologi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNRI : Pekanbaru. 28 hal. Uktoselya, H., 1991, Beberapa Aspek Fisika Laut dan Peranannya Dalam Masalah Pencemaran , Puslitbag LIPI, Jakarta. Lampiran alat-alat yang digunakan Trapezoid weir bola pimpong Pensil buku penuntun Tali plastik Rranting pohon yang lurus Penggaris Alat-alat tulis